Covid-19 yang tidak pernah berakhir mengamanatkan bahwa semua orang bergerak di dalam ruangan. Hal yang sama untuk anak-anak yang sudah menghentikan masa pertumbuhan dan pertumbuhan kelelahan di rumah.
Sepanjang pandemi Covid-19, ada saat-saat ketika seorang anak bosan dan merengek untuk mengalami di luar rumah. Bahkan beberapa anak tidak ragu untuk mengamuk atau berteriak histeris karena mereka terlalu stres menggunakan apa yang dilakukan di rumah.
Pakar Pengembangan Anak di Airlangga College, Dr. dr. Ahmad Suryawan Sp.A (K), menyatakan bahwa dalam pandemi Covid-19 orang tua mungkin mengizinkan anak-anak mereka untuk mengalami di luar rumah. Tapi itu sesuai dengan pemikiran tentang usia serta kondisi dari anak.
“Jika Anda berusia di bawah 2 tahun, Anda tidak dapat bermain di luar rumah. Jika Anda berusia di atas 2 tahun, Anda dapat bermain di luar rumah yang didukung oleh orang tua dan mengenakan APD (topeng),” jelas Dr. Suryawan, sepanjang Perayaan Hari Anak Nasional 2020 dengan Bendera Frisian, Rabu, 29 musim panas ini, 2020.
Ketika anak-anak diizinkan untuk mengalami di luar rumah, orang tua harus menjaga protokol kesehatan yang ketat untuk anak-anak. Sejumlah dari mereka terus melakukan sosialisasi jarak jauh dengan individu-individu di sekitarnya dan mencoba memiliki pembersih tangan.
“Saat bermain, ada virus herpes yang ditemukan pada benda atau mainan yang ada itu. Jadi jika Anda terjebak, Anda dapat membawa anak-anak dengan membantu menutupi protokol kesehatan mereka yang ketat,” lanjutnya.
Namun, memudahkan anak-anak untuk mengalami di luar rumah seharusnya tidak dirancang sebagai kebiasaan. Terlepas dari kenyataan bahwa menjadi terbiasa dengan protokol kesehatan, seperti yang terjadi itu tidak dapat menjamin anak kecil menjauh dari kontak dengan infeksi. Untuk mencegah infeksi, tinggal di rumah sendiri adalah cara terbaik.